liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Review The Point Men, Yim Soon-rye Hadirkan Ciri Khasnya Melalui Film Skala Internasional

The-Point-Men-Hyun-Bin

The Point Men adalah film yang disutradarai oleh sutradara Yim Soon-rye terkenal dengan film-film lambatnya

Little Forest, Pelapor, South Boundadalah beberapa filmnya yang biasanya menyentuh hati wanita, khususnya dan tidak mengikuti tren industri perfilman saat ini.

Tentunya pemilihan tema bergenre drama laga dengan aktor-aktor ternama yang dikenal hingga dunia internasional, memberikan rasa penasaran dalam diri.

Ceritanya mengambil tema klasik dan didasarkan pada kisah nyata, penyanderaan warga Korea Selatan dalam “perjalanan” melintasi wilayah yang dikuasai Taliban.

Sinopsis The Point Men

Sekelompok turis asal Korea Selatan yang disandera oleh kelompok ekstremis Taliban di Afghanistan.

Pemerintah Korea bertindak dengan mengirimkan Jae Ho (Hwang Jung Min), dikenal sebagai salah satu diplomat paling terampil di Korea untuk membebaskan turis yang disandera.

Saat Jae Ho tiba di Afghanistan, dia meminta kerja sama pemerintah di sana dan menggunakan segala cara untuk membebaskan para sandera.

Namun, upaya kolaboratif ini sia-sia. Kegagalannya bahkan memaksanya untuk bekerja dengan Dae Sik (Hyunbin), agen khusus yang berspesialisasi di Timur Tengah.

Ketika Dae Sik dan Jae Ho mulai bekerja sama untuk menyelamatkan turis yang disandera oleh Taliban, mereka dihadapkan pada keadaan yang tidak terduga.

Kelompok ekstremis mulai membunuh turis Korea satu per satu.

Trailer Point Men adalah sebagai berikut:

Saat menonton, Cinemags hampir tidak mau menutup mata di layar, karena komposisi adegan aksi, humor, dan drama berimbang.

Selain itu, para pemainnya bisa dikatakan sebagai aktor yang tidak asing lagi bagi penonton Indonesia.

Hyun Bin adalah salah satu aktor yang mendapat perhatian penonton, karena drama seri dan kehidupan romantisnya sangat familiar di Indonesia, kali ini ia tampil dengan gaya ala jawara dari negara barat.

Dalam film ini hampir tidak ada sentuhan Korea, melainkan gaya film Barat yang kental.

Tapi itu juga tidak berhasil Yim Soon-rye hilangnya karakternya, yang dihadirkan melalui penekanan pada sandera perempuan yang diselamatkan.

Korban yang jatuh kebanyakan laki-laki dan Yim Soon-rye tetap mengangkat status perempuan untuk diselamatkan.

Kemudian jika penonton mengira mendapatkan tontonan penyelamatan sandera ala Barat, ini juga salah besar.

Putaran demi putaran, negosiasi demi negosiasi disajikan dengan gaya khas Asia, bukan gaya Korea Selatan, seperti yang sering dilakukan sineas Asia.

Kemudian sisi politik Korea Selatan tidak terlalu ditonjolkan, namun juga tidak berpihak pada Amerika Serikat. Sudut pandang yang diambil adalah dari sisi kejadian di lapangan.

Di lapangan, sering terjadi hal-hal yang tidak terduga dan dipikirkan matang-matang, seperti skenario politik negara. Namun, penonton saat menonton film ini akan dibawa ke situasi kritis yang sewaktu-waktu bisa berubah.

Kemudian para penculik di Taliban juga digambarkan melalui sudut pandang tertentu. itu masih klasik, tapi di tangan Yim Soon-rye sudut pandang ini terasa mewah dan tidak terduga.

Bisa dikatakan film ini mengusung tema yang relevan dan bisa diterapkan di negara mana pun di dunia, dimana politik di atas kertas tidak bisa mengakomodir peristiwa di lapangan yang selalu berubah dan berubah.

Di sinilah kemampuan untuk bernegosiasi, kemauan mental untuk berkorban berperan. Ini semua dimainkan dengan sangat baik oleh Hwang Jung Min.

Aktor Hwang Jung Min, pemenang 5 penghargaan sebagai Aktor Terbaik dari tahun 2011 hingga 2018 mampu membuat penonton merasakan keputusasaan karakter Jae Ho dalam menghadapi kompleksitas situasi di lapangan.

Hal utama yang tampaknya ditekankan sutradara adalah pada dinamisme dan kemampuan beradaptasi manusia, beradaptasi dengan situasi, untuk mencapai tujuannya.

Sedikit kritik adalah sepertinya gaya penutupnya adalah gaya Amerika, diadaptasi begitu saja Yim Soon-rye membuat “happy ending” ala Die Hard, atau Rambo, adegan penutup.

Jadi bisa dibilang film ini memang terasa nyaris tanpa sentuhan Korea kali ini, namun terasa kental dengan gaya film-film Barat.

Bagi yang ingin menonton film Korea ala Amerika, masih bisa menontonnya di bioskop CGV, Cinepolis dan beberapa bioskop peserta lainnya.